II.
PERGAULAN
DAN SEKS BEBAS
II.1 Pengertian
Pergaulan Bebas
Seks
bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah
salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar
baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Pada
umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya,
karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang
berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran
adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal
yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.
Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hall yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.
Selain
disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan
mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak
lagii jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan
seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena
merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan
mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah
sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di
jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
II.2 Seks Bebas
Dikalangan Remaja
Seks
merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumii
ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan
dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan). Seks diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk
hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk reproduksi buat kepentingan
regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan
agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah
sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagii
manusia).
Kegiatan
seks (bagi manusia) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah
antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan seks
yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap
norma-norma (baik norma agama maupun norma-norma yang berlaku lainnya) dan
merupakan suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.Kita
sering mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun dari berita tentang
perilaku manusia zaman sekarang yang sering melakukan hubungan seks diluar
nikah (merupakan bagian dari seks bebas). Hubungan seks tersebut merupakan
hubungan seks liar yang dilakukan secara illegal dalam artian sudah menyalahi
norma-norma yang ada.
Tidak
sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah (seks
bebas), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat kehewanan. Coba kita
bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan hubungan seks sesuka hatinya,
dengan pasangan yang berbeda-beda dan dilakukan dimanapun yang penting ada
kemauan. Hewan melakukan hal tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan
pikiran untuk melihat mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan
mana yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, hewan tidak terikat dengan
norma-norma yang mengharuskannya untuk megikutii aturan dari norma yang berlaku
dan mengikat seorang manusia. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas,
berarti derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena
manusia dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat memilih mana yang
baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk
dilakukan. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan
kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu.
II.3 Faktor Pendorong
Seks Bebas
1. Karena
Kehidupan Iman Yang Rapuh.
Kehidupan beragama yang
baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam
menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan
dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus
meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan
diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam
membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal,
memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak
berdoa untuk pergaulan mereka.
2. Kurangnya
Perhatian Orang Tua.
Orang tua sangat berperan
penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat diperlukan
oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang
tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua kurang
memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus
dalam kebiasaan berseks bebas. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki
kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup
serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki kepribadian
buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut
akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa
tersebut.
3.
Lengkapnya Fasilitas.
Fasilitas yang lengkap akan
mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada
diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua
dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau
mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas
seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan
mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang
bisa digunakan oleh para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas.
Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau
mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan
dirumah
4. Tekanan
Dari Seorang Pacar
Karena kebutuhan seorang
untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap
pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya, dalam hal ini yang
berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap
orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman,
dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak
dijumpai.
5.
Pelampiasan Diri.
Faktor ini tidak hanya
datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja
perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan
dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan
mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti
seks bebas.
5.
Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.
Karena menganggap bahwa
hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan
berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka
tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan.
Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.
6. Rasa
Ingin Tahu Tentang Sesuatu Yang Berbau Seksual.
Pada usia remaja
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari
bahwa percobaan tersebut berbahaya.
7. Tontonan
Yang Tidak Mendidik.
Akibat atau pengaruh
mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang mereka tonton,
berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka,
terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca
maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan
tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin
berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki.
Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
8.
Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas yang
melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan berujung
pada seks bebas. Karena pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang lupa diri,
merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada seks
bebas.Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.
9. Masa
Remaja Terjadi Kematangan Biologis.
Seorang remaja sudah
dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab
fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang
merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul,
dan gambar-gambar erotis.
10.
Rendahnya Pengetahuan Tentang Bahaya Seks Bebas.
Sehingga mereka
beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka.
Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya
pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan
kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai
seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan
atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya
atau mencobanya.
12. Faktor
Lingkungan Seperti Orang Tua.
Para orang tua perlu
menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa,
kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat
memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan
jaman para orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari
orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
13. Salah Bergaul
Teman merupakan orang
yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja
atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih
teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah
ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia
harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya
jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.
14. Kegagalan
Remaja Menyerap Norma
Ada banyak sebab remaja
melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya
berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan
perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri,
mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal
negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
15.
Perubahan Zaman
Seiring dengan
perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering
dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka
untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
16. Faktor
Dari Kaum Sendiri.
Orang Muda sebagai pelaku utama dalam
pergaulan.tentunya harus yang pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka
dalam pergaulan.
II.4 Dampak Pergaulan
Bebas
Secara khusus mengenai
seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan
kita pada tindak pidana tertentu, seperti:
- Melanggar
kesusilaan didepan umum
- Pasal
281 KUHP
- Pasal
284 ayat (1) KUHP
- Pasal
346 KUHP
- Pasal
348
- Pasal
341 KUHP
Selain
memiliki hukum haram, seks bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat
negatif bagi sipelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal
dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap
perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
·
Hilangnya Kehormatan.
·
Prestasi cenderung menurun.
·
Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
·
Hamil Diluar Nikah.
·
Aborsi dan bunuh diri.
·
Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
·
Tekanan Batin.
·
Terjangkit Penyakit.
·
Ketagihan.
·
Gangguan kejiwaan.
II.5 Solusi dan
Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks
bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa
upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
· Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan .
Mendekatkan
diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
· Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara
lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru,
orangtua dan tokoh masyarakat.
· Menanamkan Nila Ketimuran.
Kalangan
remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya
nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan
nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang
bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang.
· Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui
pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
· Pendidikan.
Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
· Pendidikan sex (Sex Education).
Hal
ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat
menyalurkan secara baik, benar dan legal.
· Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Di
kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi,
tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini
bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia
remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan
anak-anaknya.
· Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam
penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
· Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah
sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh
para kaula muda untuk berpacaran.
· Jujur Pada Diri Sendiri.
Yaitu
menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini
remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan
seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
· Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya
kepedulian antar tetangga.
· Pacaran sehat.
Berpacaran
sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang
melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran
sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar
sebagai pemberi motivasi.
· Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.
Seks
bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja
atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks
bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka
ada orang ketiga yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar